Ticker

6/recent/ticker-posts

Cerita Sedih Driver Ojol Cantik Di Tengah Pandemi Covid-19

Ada banyak kisah menyedihkan yang datang dari imbas pandemi covid-19, dari kisah di pecat dari pekerjaan, dirumahkan hingga pemotongan gaji. 

Mewabahnya covid-19 di Indonesia sudah membuat bisnis menjadi semakin memburuk, hotel2 tutup, mall tutup, sekolah dan kuliah libur.  Kondisi ini di perburuk lgi dengan pertumbuhan ekonomi semakin lesu karena distribusi barang dan jasa menurun.

Untuk tetap berjalan perusahaan harus mengambil kebijakan mengurangi jam kerja dan pemotongan gaji.

Yang paling menalami imbas dari pandemi ini adalah pekerjaan sektor jasa transportasi anggap saja Ojol. Pekerjaan yang mengandalkann penghasilan harian ini harus memutar otak bagaimana agar dapur masih tetap ngebul tapi tetap aman. Walau resiko pekerjaan masih tetap di ambil tapi harus di benturkan karena sepinya penumpang dan order.

Seorang driver ojol Cantik nggap saja namanaya Lina, Lina mengeluh karen karena dampak covid-19 order jadi sepi padahan Lina harus terus bekerja untuk membantu ibunya yang single parent dengan 4 anak.

"Bsng maaf numpang ngeluh. Gpp ya ngeluh, tiap manusia pasti pernah ngeluhh kok ☹
Semenjak adanya covid-19 ini ibu bantu2 masak ditempat sodara emang, perhari dibayar 50rb sedangkan ibu saya harus ngebiayain 3 anaknya ( gak termasuk saya ) saya pun narik juga kosong skalinya ada dikasih sm si paman cuma skali/2x masih bersyukur buat diri sendiri mah ada, cm kasian aja sm ibu jd gak bisa kasih. Ibu jadi kerja lebih keras lagi.
Ya setidaknya walaupun ngeluh ada rasa syukurnya juga masih bisa makan, kalo dibanding yg lain gitu. Saya cm berdoa aja semoga sebelum puasa ini musibah perlahan mulai hilang ya bang abang dan mpok-mpok 😔
Semoga abang2 dan mpok2 juga dilindungi sama Tuhan dan di sehatkan badannya yaa.. 
AMINNN!!!"
Kutipan diatas adalah keluh kesahnya.
Semoga wabah ini cepat berakhir dan kita bisa beraktifitas seperti sedia kala, Amin

Mungkin kalian memiliki cerita serupa silahkan share kisah ini sebagai gambaran kepedihan kita


Post a Comment

0 Comments