Mengenal Kehebatan Pasukan Setan Baret Hijau Yang Dikirim Ke Papua
Ramai diberitakan TNI mengerahkan “Pasukan Setan” dari Kodam Siliwangi untuk memburu dan menghabisi kelompok separatis Papua yang kini digolongkan sebagai teroris.
Apalagi instagram yonif_315_garuda, dalam unggahannya menampilkan gambar pembekalan batalyon tersebut sebelum berangkat ke Papua beberapa hari lalu.
Apa kehebatan pasukan tersebut dan mengapa disebut pasukan setan? Berikut ulasannya
Julukan seram itu diberikan kepada satuan tempur Kodam Siliwangi yaitu Batalyon Infanteri 315/Garuda atau sering disebut dengan Yonif 315/Garuda.
Tugas pertama batalyon yang kini bermarkas di Gunung Batu, Bogor, Jawa Barat tersebut adalah menghancurkan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di daerah Ciater, Lembang, Bandung dan Padalarang.
APRA merupakan milisi dan tentara swasta pro-Belanda yang didirikan pada masa Revolusi Nasional Indonesia. Milisi ini didirikan oleh mantan Kapten DST KNIL Raymond Westerling setelah demobilisasinya dari kesatuan Depot Speciale Troepen (depot pasukan khusus KNIL) pada tanggal 09 Januari 1949.
Setelah itu, banyak penugasan tempur diberikan kepada batalyon dengan kemampuan melacak musuh dengan penciuman mereka yang sangat baik. Mulai dari operasi di Aceh hingga Timor Timur sekarang disebut Negara Timor Leste.
Penugasan terakhir adalah operasi Pamtas Indonesia-Malaysia di Kalbar 22 April 2014 dengan kekuatan 350 orang.
Dan sekarang TNI mengirim 400 prajurit Yonif 315/Garuda untuk menumpas KKB Papua.
Mereka dilatih menembak sniper (runduk) guna mempersiapkan Satgas Pamrahwan Papua.
Sebelum menembak, para prajurit dibekali materi teoritis tentang cara membuat kamuflase atau penyamaran, observasi medan. serta teknik mengeksekusi sasaran.
Prajurit dilatih agar kamuflase mereka tidak terdeteksi oleh pengelihatan musuh saat melaksanakan tugas observasi medan dan sasaran, karena inilah mereka dijuluki pasukan setan.
Tampaknya Pasukan Setan tak akan kesulitan melacak dan menghabisi kelompok separatis Papua (KSP) yang belakangan semakin bertindak keji.
0 Comments